Allah Azzawajalla mengajarkan kita di sebuah cuilan ayat yg menceritakan berapa jumlah personel Ashabul Kahfi dengan wahyu,
قُل رَّبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِم مَّا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ ۗ
Katakanlah.. Rabbku Maha Mengetahui dengan jumlah mereka, tidaklah kau mengetahui kecuali hanya sedikit saja.
…
Al Kahfi ialah surat yg menjadi pembimbing kita di simpulan zaman. Fenomena zaman now dapat diantisipasi dikala kita mentadaburi surat ini.
Saat ini segalanya mesti serba terukur. Segalanya harus diketahui dan dikuasai. Dunia menuntut kita segalanya mesti realistis. Yang tampak itu yang benar.
Padahal, seiring waktu ilmu pengetahuan oun berubah. Dulu kita bilang, matematika ialah exacta. Sesuatu yg pasti. Angka angka yang dihasilkan itulah kebenaran. Tapi kemudian kita menggenal adanya, deviasi pengukuran, true value, uncertainty measurement, dst.
Dan itu merambah pada kimia, fisika, dan segala hal yg berbau angka!
Qur’an, bimbingan wahyu inilah yang mengajarkan kita pada uncertainty.. Katakanlah..
Hanya Allah saja yang Maha tahu, di langit dan di bumi.
Berkecipakannya dunia dengan segala hiruk pikuk, bukan berarti Allah diamm..
ما يعلمهم الا قليل
Kita cuma tahu sedikiiiiiiiit saja.
Itulah sebabnya, dalam Qur’an, sekalioun berbahasa arab tapi ada karakter muqatha’ah.
Ada الم, ada كهيعص, dst.. Agar semata kita selalu membungkukkan diri kita. Betapapun titel berderet, Allah Azzawajalla menegaskan
“tidaklah yang kau ketahui kecuali sedikiiit saja”.
Tidaklah mesti semua terjawab, Oleh lantaran itu yang membedakan motivasi muttaqien degan yang lainnya adalah..
Motivasi pada hal yang ghaib.
Bukankah Allah yang Maha Ghaib? Bukankah nirwana dan neraka ghaib?
..
والله اعلم